SINTESIS 2025: KPK Teguhkan Peran Pemuda sebagai Motor Gerakan Antikorupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI membuka Bootcamp Antikorupsi Nasional: Sinergi Integritas Muda Indonesia (SINTESIS) 2025 di Gedung Anti-Corruption Learning Centre (ACLC) KPK, Jakarta, Selasa (09/09). Kegiatan ini menghadirkan 51 pemuda dari seluruh Indonesia yang terpilih dari 2.227 pendaftar, untuk kemudian mengikuti rangkaian pelatihan intensif di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada 9–12 September 2025.

Ketua KPK RI, Setyo Budiyanto, secara resmi membuka kegiatan dengan menegaskan bahwa pemuda memiliki kekuatan moral untuk membawa bangsa ini ke arah yang lebih bersih. “Korupsi hanya bisa diberantas jika nilai integritas menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Pemuda harus menjadi teladan, yang xbukan hanya berbicara tentang perubahan, tetapi juga mewujudkannya dalam tindakan nyata,” tegasnya.

Setyo menekankan bahwa program SINTESIS dirancang bukan sebagai agenda seremonial, melainkan harus dimaknai serius sebagai upaya jangka panjang untuk memperkuat peran serta pemuda dalam pemberantasan korupsi. Peserta diharapkan tidak berhenti pada literasi, tetapi mampu menerapkan pengetahuan dalam aksi nyata, serta menularkan semangat integritas ke lingkungan dan komunitas masing-masing.

Principal Advisor GIZ, Francisca Silalahi, dalam sambutannya, juga menyampaikan bahwa dukungan lembaganya selama lebih dari 16 tahun bersama KPK bertujuan menumbuhkan partisipasi masyarakat sipil. “Kolaborasi lintas generasi dan pemanfaatan teknologi digital adalah kunci untuk membangun budaya integritas yang berkelanjutan,” ujarnya.

Pelaksanaan Bootcamp di Bogor

Setelah dibuka di Jakarta, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan intensif di Kabupaten Bogor selama empat hari (9–12 September 2025). Rangkaian materi mencakup:

  • Penyusunan Laporan Pengaduan Masyarakat
    Melalui coaching clinic dari Direktorat PLPM KPK, peserta dilatih menyusun laporan yang sistematis, lengkap, dan dapat ditindaklanjuti.
  • Diskusi Film Stranas PK
    Pemutaran film Nyanyi Sunyi Dalam Rantang disertai refleksi mendalam terkait strategi nasional pencegahan korupsi yang menyentuh kehidupan masyarakat kecil.
  • Pencegahan Korupsi Sektor SDA
    Paparan akademisi hukum menyoroti praktik korupsi di sektor pertambangan, kehutanan, dan perizinan, serta dampaknya terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
  • Aksi Kolektif & Implementasi Integritas
    Peserta dilatih menerjemahkan literasi ke dalam aksi nyata seperti membentuk komunitas antikorupsi dan kampanye kreatif di media sosial.
  • Social Audit
    Peserta diperkenalkan metode pengawasan publik agar mampu memantau kebijakan pembangunan secara transparan dan akuntabel.
  • Hukum Acara Tindak Pidana Korupsi
    Membekali pemuda agar memahami tahapan hukum dari penyelidikan hingga putusan pengadilan, sehingga keterlibatan mereka dalam pengawasan publik lebih substansial.

Selain materi kelas, bootcamp juga menghadirkan kegiatan team building untuk menanamkan nilai-nilai integritas secara praktis. Salah satunya melalui implementasi nilai “Jumat Bersepeda KK”, yang dikemas dalam bentuk permainan kolaboratif. Peserta diajak memahami prinsip kerja sama, kejujuran, dan tanggung jawab dalam situasi menyenangkan, sehingga nilai integritas tidak hanya dipelajari, tetapi benar-benar dialami.

Kegiatan SINTESIS 2025 juga melibatkan berbagai mitra strategis seperti Transparency International Indonesia (TII) dan Sekretariat Nasional Stranas PK. Keduanya memperkuat pemahaman peserta tentang kerentanan korupsi di berbagai sektor, serta mendorong lahirnya solusi kolaboratif.

Dari Literasi Menuju Aksi

Pimpinan KPK RI, Ibnu Basuki Widodo, menegaskan pentingnya menghubungkan literasi dengan aksi nyata. “Generasi muda tidak cukup memahami teori antikorupsi, tetapi harus berani turun tangan mengawasi, melaporkan, dan menjadi teladan integritas di lingkungannya,” tegasnya.

Senada dengan itu, Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat, Wawan Wardiana, menyampaikan bahwa SINTESIS 2025 bukanlah agenda seremonial. “Integritas harus dibangun sejak dini sebagai kebiasaan hidup, lalu diperluas menjadi gerakan kolektif yang menyentuh masyarakat luas,” ujarnya.

Dengan hadirnya 51 pemuda dari seluruh Indonesia, SINTESIS 2025 menjadi tonggak penting keterlibatan generasi muda dalam pemberantasan korupsi. Program ini menegaskan bahwa pencegahan korupsi hanya bisa berhasil melalui sinergi kolektif, dimana salah satunya melibatkan pemuda sebagai motor penggerak perubahan.

Melalui literasi, jejaring, dan aksi nyata, KPK berharap peserta membawa semangat integritas ke daerah masing-masing, menciptakan efek berantai yang memperkuat budaya antikorupsi, serta menuntun Indonesia menuju masa depan yang bersih dan berkeadilan.

(Penulis : Sabrina Lydia Simanjuntak)